SIKLUS HIDROLOGI : Pengertian, Tahapan, dan Macam - macam
Bumi
merupakan planet di tata
surya yang mana permukaannya terdiri dari dua bentuk, yakni
daratan (baca: ekosistem
daratan) dan juga perairan (baca: ekosistem air).
Bumi jika dilihat dari luar angkasa maka warnanya akan seperti kelereng, yakni
ada biru, putih, dan juga coklat. Biru menandakan perairan, putih adalah ombak-
ombaknya, dan coklat adalah daratan yang digunakan sebagai tempat tinggal
manusia. Apabila kita melihat Bumi dari kejauhan tersebut, akan tampak bahwa
perairan lebih besar daripada daratan. Hal itu berarti Bumi ini kaya akan
sumber air. Sumber air di Bumi ini bermacam- macam, bukan hanya samudera atau macam- macam
laut, namun juga macam- macam
danau, sungai (baca: ekosistem
sungai), rawa (baca: rawa-rawa), mata air (baca: proses
terjadinya mata air),dan lain sebagainAir adalah jenis sumber
daya alam gat vital di Bumi. Bukan hanya bagi manusia,
namun juga bagi semua makhluk hidup. Tanpa adanya air, makhluk hidup tidak akan
dapat bertahan hidup lama. Makhluk hidup sangat membutuhkan air (baca:fungsi air
hujan), bukan hanya untuk memenuhi cairan di dalam tubuh saja, namun
juga berbagai kepentingan lain. Untung saja air temasuk sumber daya alam yang
dapat diperbaharui. Sehingga untuk mendapatkan air kembali, kita tidak membutuhkan
waktu bertahun- tahun lamanya seperti jika barang tambang habis. Air sebagai
sumber daya alam yang dapat diperbaharui ini mengalami suatu siklus (baca: proses terjadinya
siklus batuan). Siklus air ini juga dikenal sebagai siklus
hidrologi. Pada kesempatan kali ini kita akan membicarakan lebih lanjut
mengenai siklus hidrologi. Artikel ini akan memuat mengenai pembahasan siklus
hidrologi.
Tahapan – tahapan siklus
Hidrologi
Sebuah siklus pastilah mempunyai
beberapa tahapan yang berangkai. Tahapan- tahapan tersebut apabila tergabung
antara satu dengan yang lainnya maka akan terciptalah sebuah siklus. Dengan
kata lain, siklus ini terjadi karena adanya tahapan- tahapan yang saling
berkaitan satu sama lain dan bentuknya memutar. Siklus hidrologi ini setidaknya
mencakup 9 tahap, yakni evaporasi, transpirasi, evapotranspirasi, sublimasi,
kondensasi, adveksi, presipitasi, run off, dan infiltrasi. Siklus air secara
umum dapat digambarkan dalam gambar disamping. Gambar disamping menunjukkan
langkah- langkah atau tahapan siklus hidrologi yang membentuk gerakan memutar.
Adra lebih jelas, masing- masing tahapan tersebut akan kita bahas sebagai
berikut.
1.
Evaporasi
Tahapan pertama dalam siklus
hidrologi ini adalah evaporasi. Evaporasi merupakan istilah lain dari
penguapan. Siklus hidrologi akan dimulai dari adanya penguapan. Penguapan yang
mengawali terjadinya siklus hidrologi adalah penguapan dari air yang ada di
Bumi, seperti samudera, laut, danau, rawa, sungai , bendungan (baca: bendungan terbesar di dunia), bahkan di
areal persawahan. Semua air tersebut akan berubah menjadi uap air karena adanya
pemanasan dari sinar matahari. Hal inilah yang disebut dengan evaporasi atau
penguapan.
Evaporasi ini akan mengubah bentuk
air yang semula cair menjadi uap air yang berwujud gas. Karena menjadi wujud
gas, hal ini memungkinkan bahwa gas tersebut dapat naik ke atas (ke atmosfer)
karena terbawa oleh angin. Semakin panas sinar matahari yang diterima, maka
akan semakin banyak air yang berubah menjadi uap air, dan semakin banyak pula
yang terbawa ke lapisan atmosfer Bumi.
2.
Transpirasi
Selain evaporasi, ada bentuk
penguapan lainnya yakni penguapan yang berasal dari jaringan makhluk hidup.
Penguapan yang terjadi di jaringan makhluk hidup ini disebut sebagai
transpirasi. Transpirasi ini terjadi di jaringan hewan maupun tumbuhan.
Sama halnya dengan evaporasi,
transpirasi ini juga mengubah air yang berwujud cair dari jaringan makhluk
hidup tersebut menjadi uap air. Uap air ini juga akan terbawa ke atas, yakni ke
atmosfer. Namun, biasanya penguapan yang terjadi karena transpirasi ini jumlahnya
lebih sedikit atau lebih kecil daripada penguapan yang terjadi karena
evaporasi.
3.
Evapotranspirasi
Evapotranspirasi ini merupakan
gabungan dari evapotasi dan juga transpirasi. Sehingga dapat dikatakan bahwa
evapotranspirasi ini merupakan total penguapan air atau penguapan air secara
keseluruhan, baik yang ada di permukaan Bumi atau tanah maupun di jaringan
makhluk hidup. Dalam siklus hidrologi, evapotranspirasi ini sangatlah
mempengaruhi jumlah uap air yang ternagkut ke atas atau ke atmosfer Bumi.
4.
Sublimasi
Tahapan yang lainya adalah
sublimasi. Jadi selain melalui proses penguapan, naiknya uap air ke atmosfer
ini juga terjadi melalui proses sublimasi. Apa sebenarnya sublimasi itu?
Sumblimasi merupakan proses perubahan es di kutub atau di puncak gunung menjadi
uap air, tanpa harus melalui proses cair terlebih dahulu.
Sublimasi ini juga tidak sebanyak
penguapan (evaporasi maupun transpirasi), namun meski sedikit tetap saja
sublimasi ini berkontribusi erat terhadap jumlah uap air yang terangkat ke
atmosfer. Dibandingkan dengan evaporasi maupun transpirasi, proses sublimasi
ini berjalan lebih lambat dari pada keduanya. Sublimasi ini terjadi pada tahap
sikulus hidrologi panjang.
5.
Kondensasi
Kondensasi
merupakan proses berubahnya uap air menjadi partikel- partikel es (baca: hujan es). Ketika uap air dari proses evaporasi, transpirasi,
evapotranspirasi, dan sublimasi sudah mencapai ketinggian tertentu, uap air
tersebut akan berubah menjadi partikel-partikel es yang berukuran sangat kecil
melalui proses konsendasi. Perubahan wujud ini terjadi karena pengaruh suhu
udara yang sangat rendah saat berada di ketinggian tersebut. Partikel- partikel
es yang terbentuk tersebut akan saling mendekati satu sama lain dan bersatu
hingga membentuk sebuah awan. Semakin banyak partikel es yang bersatu, maka akan
semakin tebal dan juga hitam awan yang terbentuk. Inilah hasil dari proses
kondensasi.
6.
Adveksi
Adveksi ini terjadi setelah
partikel- partikel es membentuk sebuah awan. Adveksi merupakan perpidahan awan
dari satu titik ke titik lainnya namun masih dalam satu horisontal. Jadi
setelah partikel- partikel es membentuk sebuah awan yang hitam dan gelap, awan
tersebut dapt berpindah dari satu titik ke titik yang lain dalam satu
horizontal.
Proses adveksi ini terjadi karena
adanya angin maupun perbedaan tekanan udara sehingga mengakibatkan awan
tersebut berpindah. Proses adveksi ini memungkinkan awan akan menyebar dan
berpindah dari atmosfer yang berada di lautan menuju atmosfer yang ada di
daratan. Namun perlu diketahui bahwa tahapan adveksi ini tidak selalu terjadi
dalam proses hidrologi, tahapan ini tidak terjadi dalam siklus hidrologi
pendek.
7.
Presipitasi
Awan yang telah mengalami proses
adveksi tersebut selanjutnya akan mengalami presipitasi. Presipitasi merupakan
proses mencairnya awan hitam akibat adanya pengaruh suhu udara yang tinggi.
Pada tahapan inilah terjadinya hujan. Sehingga awan hitam yang tebentuk dari
partikel es tersebut mencair dan air tersebut jatuh ke Bumi manjadi sebuah
hujan. Namun, tidak semua presipitasi menghasilkan air.
Apabila presipitasi terjadi di
daerah yang mempunyai suhu terlalu rendah, yakni sekitar kurang dari 0ᵒ
Celcius, maka prepitisasi akan menghasilkan hujan salju. Awan yang banyak
mengandung air tersebut akan turun ke litosfer dalam bentuk butiran- butiran
salju tipis. Hal ini dapat kita temui di daerah yang mempunyai iklim sub
tropis, dimana suhu yang dimiliki tidak terlalu panas seperti di daerah yang
mempunyai iklim tropis.
8.
Run Off
Tahapan run off ini terjadi ketika
sudah di permukaan Bumi. Ketika awan sudah mengalami proses presipitasi dan
menjadi air yang jatuh ke Bumi, maka air tersebut akan mengalami proses run
off. Run off atau limpasan ini merupakan proses pergerakan air dari tempat yang
tinggi menjuju ke tempat yang lebih rendah yang terjadi di permukaan Bumi.
Pergerakan air tersebut dapat terjadi melalui saluran- saluran, seperti saluran
got, sungai, danau, muara sungai, hingga samudera. Proses ini menyebabkan air
yang telah melalui siklus hidrologi akan kembali menuju ke lapisan hidrosfer
Bumi.
9.
Infiltrasi
Proses selanjutnya adalah proses
infiltrasi. Air yang sudah berada di Bumi akibat proses presipitasi, tidak semuanya
mengalir di permukaan Bumi dan mengalami run off. Sebagian dari air tersebut
akan bergerak menuju ke pori- pori tanah, merembes, dan terakumulasi menjadi
air tanah. Sebagian air yang merembes ini hanyalah sebagian kecil saja. Proses
pergerakan air ke dalam pori- pori tanah ini disebut sebagai proses infiltrasi.
Proses infiltrasi akan secara lambat membawa air tanah untuk menuju
kembali ke laut.
Setalah melalui proses run off dan
infiltrasi, kemudian air yang telah mengalami siklus hidrologi akan kembali
berkumpul ke lautan. Dalam waktu yang berangsunr- angsur, air tersebut akan
kembali mengalami siklus hidrologi yang baru, dimana diawali dengan evaporasi.
Dan itulah kesembilan dari tahapan siklus hidrologi.
Macam – macam siklus hidrologi
Siklus hidrologi yang tahapan-
tahapannya telah dijelaskan di atas ternyata tidak hanya terdiri atas satu
macam saja. Siklus hidrologi ini terdiri atas beberapa macam. Macam- macam
siklus hidrologi ini dilihat dari panjang atau pendeknya proses siklus
hidrologi tersebut. Berdasarkan proses panjang dan pendeknya, siklus hidrologi
ini dibagi menjadi 3 macam, yakni siklus hidrologi pendek, siklus hidrologi
sedang dan siklus hidrologi panjang.
1.
Siklus
hidrologi pendek
Siklus hidrologi pendek merupakan
siklus hidrologi yang tidak mengalami proses adveksi. Uap air yang terbentuk
melalui siklus hidrologi akan diturunkan mealui hujan yang terjadi di daerah
sekitar laut tersebut. Penjelasan mengenai siklus hidrologi pendek ini adalah
sebagai berikut:
·
Air laut yang terkena pemanasan
sinar matahari akan mengalami penguapan dan menjadi uap air
·
Uap air tersebut akan mengalami
kondensasi dan membentuk awan
·
Awan yang terbentuk tersebut akan
menjadi hujan di sekitar permukaan laut tersebut.
2.
Siklus
hidrologi sedang
Siklus yang selanjutnya adalah
siklus hidrologi sedang. Siklus hidrologi sedang merupakan siklus hidrologi
yang umum terjadi di Indonesia. Hasil dari siklus hidrologi sedang ini adalah
turunnya hujan di atas daratan. Hal ini karena proses adveksi akan membawa awan
yang terbentuk ke atas daratan. penjelasan mengenai siklus hidrologi sedang ini
adalah sebagai berikut:
·
Air laut yang terkena pemanasan
sinar matahari akan mengalami penguapan dan menjadi uap air
·
Uap air yang sudah terbentuk
mengalami proses adveksi karena adanya angin dan tekanan udara, sehingga
bergerak menuju ke daratan
·
Di atmosfer daratan, uap air
tersebut akan membentuk awan dan kemudian akan berubah menjadi hujan
·
Air hujan yang jatuh di permukaan
Bumi atau daratan akan mengalami run off, menuju ke sungai dan kembali ke laut.
3.
Siklus
hidrologi panjang
Siklus yang selanjutnya adalah
siklus hidrologi panjang. Siklus hidrologi panjang merupakan siklus hidrologi
yang umum terjadi di daerah beriklim sub tropis atau di daerah pegunungan.
Melalui siklus hidrologi panjang ini hujan tidak langsung berbentuk air, namun
turun dalam bentuk salju ataupun gletser terlebih dahulu. Penjelasan mengenai
siklus hidrologi sedang ini adalah sebagai berikut:
·
Air laut yang terkena pemanasan
sinar matahari akan mengalami penguapan dan menjadi uap air
·
Uap air yang telah terbetuk tersebut
mengalami proses sublimasi
·
Kemudian terbentukla awan yang
mengandung kristal- kristal es
·
Awan mengalami proses adveksi dan
kemudian bergerak ke daratan
·
Awan akan mengalami presipitasi dan
turun sebagai salju
·
Salju akan terakumulasi menjadi
gletser
·
Gletser tersebut akan mencair karena
adanya pengaruh suhu udara dan membentuk aliran sungai
·
Air dari gletser dan mengalir di
sungai tersebut kemudian akan kembali ke laut.
Itulah macam- macam siklus hidrologi
yang dilihat dari panjang dan pendeknya proses yang terjadi. Contoh dari
masing- masing proses adalah hujan lokal di area lautan (siklus hidrologi
pendek), hujan di daerah tropis (siklus hidrologi sedang), dan hujan salju
(siklus hidrologi panjang).
Komentar
Posting Komentar