PEMBUAHAN DAN PERKEMBANGAN EMBRIO

PEMBUAHAHAN DAN PERKEMBANGAN EMBRIO
   

Fertilisasi atau pembuahan terjadi saat oosit sekunder yang mengandung ovum dibuahi oleh sperma. Pada umumnya, fertilisasi terjadi segera setelah oosit sekunder memasuki oviduk. Jadi, pembuahan merupakan peristiwa meleburnya inti sel sperma dan inti sel telur yang berupa oosit sekunder. Setelah terjadinya peleburan akan terbentuk zigot. Zigot bergerak menuju uterus dan melewati oviduk sambal membelah secara mitosis. Selanjutnya, zigot mengalami perkembangan menjadi embrio melalui tahapan morula, blastula, dan gastrula.
a. Tahap Morula
Pada tahap morula, zigot membelah dan menghasilkan sel – sel yang sama besar dengan bentuk seperti buah arbei.
b. Tahap Blastula
Pada tahap blastula, sel – sel morula terus membelah membentuk blastosit. Pada hari ke 4 dan ke 5 sesudah ovulasi, blastosit sampai di rongga uterus. Blastosit mempunyai lapisan luar yang disebut tropoblas. Tropoblas berfungsi dalam proses implantasi embrio. Selain itu, blastosit juga mengandung bitnik benih. Enam hari setelah fertilisasi, tropoblas menempel pada dinding uterus (melakukan implantasi) dan melepaskan hormone korionik gonadotropin. Hormon ini melindungi kehamilan dengan cara menstimulasi produksi hormon estrogen dan progesteron yang memacu penebalan dinding beberapa lapis dan permukaanya berjonjot. Permukaan yang berjonjot dapat memperluas daerah penyerapan makanan. Pada kondisi ini embrio telah menempel kuat di uterus.
c. Tahap Gastrula
Jika implantasi blastosit berhasil, terjadilah proses kehamilan (gestasi). Proses kehamilan pada umumnya berlangsung 280 hari. Pada tahap gastrula, bintik benih akan tumbuh dan berkembang menjadi berbagai organ yang dimiliki oleh embrio. Setelah minggu ketujuh, embrio membentuk beberapa organ dengan cepat. Embrio ini sudah dinamakan janin atau fetus.
Pada tropoblas embrio ada bagian yang berkembang menjadi membran embrio. Membran (lapisan) embrio terdiri atas bagian – bagian berikut :
a. Kantong Kuning Telur (Yolk Sac)
Kantung kuning telur merukan pelebaran endodermis yang berisi persedian makanan bagi embrio.
b. Amnion
Amnion merupakan kantong yang berisi cairan tempat embrio mengampung. Amnion ini untuk melindungi janin dari tekanan atau benturan.
c. Alantois
Alantois merukan selaput yang membentuk tali pusar. Di dalam allantois pembuluh darah yang menghbungkan embrio dengan plasenta. Alantois berfungsi menyalurkan makanan dan oksigen ke embrio. Selain itu, alantois  juga berfungsi sebagai saluran pengeluaran zat zat sisa dari embrio. Pada manusia, alantois merupakan kantong kecil dan masuk ke dalam jaringan tangkai badan, yaitu bagian yang akan berkembang menjadi tali pusar.
d. Korion
Korion adalah dinding berjonjot yang terdiri atas mesoderm dan tropoblas. Jonjot korion menghilang pada hari ke 28 kecuali pada bagian tangkai badan. Pada tangkai badan, jonjot tropoblas masuk ke dalam daerah dinding uterus membentuk ari – ari (plasenta). Setelah semua membran dan plasenta terbentuk, maka embrio disebut janin atau fetus.
Plasenta atau ari – ari berbentuk seperti cakram dengan garis tengah 20 cm dan tebal 2,5 cm. Ukuran ini dicapai pada waktu bayi akan lahir. Plasenta berperan memberi makanan bagi perkembangan janin (fetus). Pada system hubungan plasenta, darah ibu tidak pernah berhubungan dengan janin. Namun, virus dan bakteri dapat melalui penghalang (barier)  tersebut.

Saat kehamilan semakin tua, jumlah estrogen di dalam darah semakin banyak, sedangkan progesteron semakin sedikit. Hal ini berhubungan dengan sifat estrogen yang merangsang uterus untuk berkontraksi, sedangkan progesterone mencegah  kontraksi uterus. Hormon oksitosin yang dihasilkan oleh kelenjar hipofisis juga berperan merangsang kntraksi uterus menjelang persalinan. Progesteron dan estrogen juga merangsang pertumbuhan kelenjar air susu. Hormon prolaktin selanjutnya merangsang produk air susu setelah terjadi persalinan. 

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

PROSES TERJADINYA GERHANA MATAHARI

KUMPULAN SATUA BALI

SEJARAH BOLA VOLI