Postingan

Landasan Hukum Penerapan Otonomi Daerah di Indonesia

Beberapa peraturan perundang – undang yang pernah dan masih berlaku dalam pelaksanaan otonomi daerah di Indonesia adalah sebagai berikut. a)       Undang – undang Nomor 1 Tahun 1945 tentang Komite Nasional Daerah (KND). b)       Undang – undang Nomor 22 Tahun 1948 tentang Pokok – Pokok Pemerintahan Daerah. c)       Undang – undang Negara Indonesia Timur Nomor 44 Tahun 1950 tentang Pemerintah Daerah Indonesia Timur. d)       Undang – undang Nomor 18 Tahun 1965 tentang Pokok – Pokok Pemerintahan Daerah. e)       Undang – undang Nomor 5 Tahun 1974 tentang Pokok – Pokok Pemerintahan Daerah. f)        Undang – undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah. g)       Undang – undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintahan Pusat dan Daerah. h)       Undang – undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. i)        Undang – undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah.

B.J Habibie

B.J HABIBIE Bacharuddin Jusuf Habibie known as BJ. Habibie was born on 25 June 1936. He was the Third President of the Republic of Indonesia (1998 – 1999). Habibie was born in Parepare, South Sulawesi Province to Alwi Abdul Jalil Habibie and R.A Tuti Marini Puspowardojo. His father was an agriculturist from Gorontalo of Bugis descent and his mother was a Javanese noblewoman from Yogyakarta. His parents met while studying in Bogor. When he was 14 years old, Habibie’s father died. Following his father’s death, Habibie continued his studies in Jakarta and then in 1955 moved to Germany. In 1960, Habibie received a degree in engineering in Germany, giving him the title Diplom-Ingenieur. He remained in Germany as a research assistant under Hans Ebner at the Lehrstuhlund   Institut fur Leichtbau, RWTH Aachen to conduct research for his doctoral degree. In 1962, Habibie returned to Indonesia for three months on sick leave. During this time, he was reacquainted with Hasri Ainun, the dau

Ringkasan Islam Masuk Istana Raja

Islam Masuk Istana Raja a.       Kerajaan Samudra Pasai Sebelum menganut agama islam, samudra pasai dipimpin oleh kepala Gampong samudra yang bernama   Marah Silu. Setelah menganut agama islam berganti nama menjjadi Malik as – saleh (Malikul Saleh). Urutan nama – nama raja samudra pasai : 1.       Sultan malik as-saleh (696/1297 M) 2.       Sultan muhammad malik zahir (1297 – 1326) 3.       Sultan Mahmud malik zahir (1346 – 1383) 4.       Sultan zainal abidin malik zahir (1383 – 1405) 5.       Sultanah Nahrisyah (1405 – 1412) 6.       Abu zain malik zahir (1412) 7.       Mahmud malik zahir (1513 – 1524) Pada masa pemerintahan sultan malik as-saleh kerajaan pasai mempunyai hubungan yang erat dengan negara china yang disebutkan dalam sumber sejarah dinasti yuan. Menurut Tome Pires kerajaan samudra pasai mencapai puncak kejayaannya pada awal abad ke 16 M. Ada beberapa pedagang yang pernah mengunjungi pasai berasal dari negara rumi, turki, arab, Persia (iran), Gujar

The Legend of Malin Kundang

Gambar
The Legend of Malin Kundang A long time ago, in a small village near the beach   in West Sumatra lived a woman and her son, Malin Kundang. Malin Kundang and his mother had to live hard because his father has passed away when he was a baby. Malin kundang was healthy, diligent, and strong boy. He usually went to sea to catch fish. After getting fish he would bring it to his mother, or sell the caught fish in the town. One day, when Malin kundang was sailing, he saw a merchant’s ship being raided by a band of pirates. With his bravery, Malin kundang helped the merchant defeat the pirates. To thank him, the merchant allowed Malin kundang to sail with him. Malin kundang agreed in the hope to get a better life. He left his mother alone. Many years later, Malin kundang became wealthy. He had a huge ship and a lot of crews who worked loading trading goods. He was also married to a beautiful woman. When he was sailing on his trading journey, his ship landed on a coast near a smal

PEMBENTUKAN BENUA

A. Pembentukan Benua Pada awalna permukaan bumi tidak memiliki komposisi benua dan samudra yang terpisah – pisah. Teori – teori pembentukan permukaan bumi antara lain teori Dua Benua ( Laurasia-Gondwana theory), Apungan Benua (Continental Drift theory), dan lempeng Tektonik (Plate Tectonic theory). 1. Teori Dua Benua (Laurasia-Gondwana theory) Teori Dua Benua dikemukakan oleh Edward Zuess pada tahun 1884. Teori ini menyatakan bahwa awalnya bumi terdiri atas dua benua yang sangat besar. Kedua benua tersebut adalah Laurasia yang terletak di sekitar kutub utara dan Gondwana yang terletak di kutub selatan. Kedua benua tersebut kemudian bergerak menuju ekuator dan terpecah – pecah. Laurasia terpecah menjadi Asia, Eropa, dan Amerika Utara, sedangkan Gondwana terpecah menjadi Afrika, Australia, dan Amerika Selatan. 2. Teori Apungan Benua (Continental Drift Theory) Teori apungan benua (Continental Drift Theory) dikemukan oleh Alfred Lothar Wegener, seorang ahli meteorology dari Jer

PETA BENTUK DAN POLA DASAR LAUT

Peta Bentuk dan Pola Dasar Laut Seperti halnya dataran, dasar laut juga memiliki permukaan yang tidak rata. Jenis peta yang digunakan untuk mengidentifikasi bentuk dan pola dasar laut adalah peta batimetri. Kenampakan daratan dan dasar laut hanya dibedakan pada tingkat terjalnya. Bentuk objek dasar laut tidak seterjal objek – objek di daratan kerena telah mengalami pengikisan air laut. Dalam peta, laut akan tergambar dengan warna biru. Semakin gelap tingkat gradasi warna biru, wilayah laut semakin dalam. 1. Landas Benua Landas Benua (continental shelf) adalah bagian dasar laut yang paling tepi dan memiliki kedalaman <200 meter. Landas benua berupa relief dasar laut yang memiliki bentuk seperti lereng. Lebar landas benua sangat bervariasi. Landas benua terbesar adalah Paparan Siberia di Samudra Arktik yang memiliki lebar hingga 1.500 kilometer. Lebar rata – rata landas benua sekira 80 km. Contoh landas benua adalah Dangkalan Sunda yang merupakan kelanjutan dari Benua Asia dan