Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2018

Landasan Hukum Penerapan Otonomi Daerah di Indonesia

Beberapa peraturan perundang – undang yang pernah dan masih berlaku dalam pelaksanaan otonomi daerah di Indonesia adalah sebagai berikut. a)       Undang – undang Nomor 1 Tahun 1945 tentang Komite Nasional Daerah (KND). b)       Undang – undang Nomor 22 Tahun 1948 tentang Pokok – Pokok Pemerintahan Daerah. c)       Undang – undang Negara Indonesia Timur Nomor 44 Tahun 1950 tentang Pemerintah Daerah Indonesia Timur. d)       Undang – undang Nomor 18 Tahun 1965 tentang Pokok – Pokok Pemerintahan Daerah. e)       Undang – undang Nomor 5 Tahun 1974 tentang Pokok – Pokok Pemerintahan Daerah. f)        Undang – undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah. g)       Undang – undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintahan Pusat dan Daerah. h)       Undang – undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. i)        Undang – undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah.

B.J Habibie

B.J HABIBIE Bacharuddin Jusuf Habibie known as BJ. Habibie was born on 25 June 1936. He was the Third President of the Republic of Indonesia (1998 – 1999). Habibie was born in Parepare, South Sulawesi Province to Alwi Abdul Jalil Habibie and R.A Tuti Marini Puspowardojo. His father was an agriculturist from Gorontalo of Bugis descent and his mother was a Javanese noblewoman from Yogyakarta. His parents met while studying in Bogor. When he was 14 years old, Habibie’s father died. Following his father’s death, Habibie continued his studies in Jakarta and then in 1955 moved to Germany. In 1960, Habibie received a degree in engineering in Germany, giving him the title Diplom-Ingenieur. He remained in Germany as a research assistant under Hans Ebner at the Lehrstuhlund   Institut fur Leichtbau, RWTH Aachen to conduct research for his doctoral degree. In 1962, Habibie returned to Indonesia for three months on sick leave. During this time, he was reacquainted with Hasri Ainun, the dau

Ringkasan Islam Masuk Istana Raja

Islam Masuk Istana Raja a.       Kerajaan Samudra Pasai Sebelum menganut agama islam, samudra pasai dipimpin oleh kepala Gampong samudra yang bernama   Marah Silu. Setelah menganut agama islam berganti nama menjjadi Malik as – saleh (Malikul Saleh). Urutan nama – nama raja samudra pasai : 1.       Sultan malik as-saleh (696/1297 M) 2.       Sultan muhammad malik zahir (1297 – 1326) 3.       Sultan Mahmud malik zahir (1346 – 1383) 4.       Sultan zainal abidin malik zahir (1383 – 1405) 5.       Sultanah Nahrisyah (1405 – 1412) 6.       Abu zain malik zahir (1412) 7.       Mahmud malik zahir (1513 – 1524) Pada masa pemerintahan sultan malik as-saleh kerajaan pasai mempunyai hubungan yang erat dengan negara china yang disebutkan dalam sumber sejarah dinasti yuan. Menurut Tome Pires kerajaan samudra pasai mencapai puncak kejayaannya pada awal abad ke 16 M. Ada beberapa pedagang yang pernah mengunjungi pasai berasal dari negara rumi, turki, arab, Persia (iran), Gujar